Hai hai.
Selamat datang ke blog yang super berdebu ini. FYI, blog ini udah 5 tahun gak
aku sentuh, kalo ini blog ibarat rumah pasti sudah angker luar biasa. Membuka
blog ini lagi ibarat kesedot ke mesin waktu which I find out that I was so alay
as hell and I can’t figure it out. Makanya ada beberapa postingan yang tingkat
alaynya kelas berat aku binasakan, sisanya? Ya masih alay juga sih tapi menurut
aku masih bisa ditolerir lah ya :p
Enough for the
intro, lets jump right to the topic. Sesuai judulnya, tulisan ini ditujukan
untuk berbagi pengalaman kepada kalian yang KHUSUSNYA punya masalah kulit yang
sama kayak aku. Jenis kulit aku ini super oily dan berpori-pori
besar. Sungguh dua kombinasi yang sempurna untuk menghadirkan berrrrbagai
masalah kulit seperti jerawat dan kulit kusam. I’ve been struggle for this like
forever tau nggak sih. Dan setelah 14 tahun “berperang” dengan masalah kulit
tersebut, aku mulai menemukan titik terang dari ini semua #asiiik
Pertama
Kali Jerawatan
Jenis kulit
aku yang super oily dan berpori-pori besar merupakan turunan dari
kulit ayah aku. Maka dari itu, dari kecil wajah aku gampang kusam dan kalau
dipakein make up gampang banget lunturnya. Waktu kelas 2 SD, aku pernah di make
up untuk acara kartini and guess what? Baru 2 jam make up aku udah luntur gak
bersisa. Maka dari itu, gak heran waktu pertama kali menstruasi (kelas 5 SD), masalah
kulit aku naik satu level yakni jerawat bruntusan yang padet banget di jidat. Sampai
aku SMP kelas 3, jerawat aku masih stay put di jidat aja dan aku pun gak
mempermasalahkan karena dulu aku pakai poni untuk menyamarkannya.
Fase Kedua
: Jerawat Menyebar
Ketika
SMA, perlahan jerawat aku makin turun mulai dari memenuhi rahang sampai mulai
merambah pipi. Karena dulu aku (sampai sekarang sih :P) anaknya rada
serampangan dan cuek luarrr biasa, akhirnya aku biarin aja wajah aku apa adanya
itu, yang jerawatan dan kusam udah kayak insan yang gapernah cuci muka seumur
hidup.
Sampai
akhirnya ketika kuliah, aku kuliah di Jakarta dan I’ve to admit kalo lebih
banyak refensi cewek-cewek yang cantik-cantik banget. Sampai akhirnya aku sadar
kalo cewek-cewek cantik itu bisa cantik karena wajahnya mulus dan cerah (kemane
ajeee conk). Aku pun mulai coba ke skin care clinic mulai dari klinik N yang
paling mainstream, klinik E yang cukup mahal menurut aku, klinik S, rangkaian
produk MLM elit merk NS (ini produk yang paling mahal yang pernah aku coba), sampai
aku pernah coba krim no brand yang beredar di pasaran. Believe me, I tried them
all dan hasilnya sama-sama aja. Kulit aku putih banget jadinya tapi gak ada
satupun yang menuntaskan masalah jerawat aku.
Fase Titik
Balik
Aku pakai
skincare selama 4tahun kuliah dan 1 tahun kerja, jadi total 5 tahun. Sampai
pada akhirnya muka aku break out parah banget nget dan aku ngerasa muka aku gak
pernah separah ini sebelumnya. For your reference, I attach the pict as below,
tapi kalo kamu orangnya jijikan lebih baik gausah liat ya.
KONDISI FEBRUARY 2017
Sebenarnya jerawat yang aku punya menyebar sampai leher, tapi foto yang aku share hanya bisa segitu aja ya.
Sampai pada
akhirnya aku ke dokter Kun yang merupakan suhu perjerawatan termahsyur se
saentro Jakarta, haha. Untuk resevasinya, gausah ditanya lagi butuh
P-E-R-J-U-A-N-G-A-N. Aku coba telepon 250
kali untuk bisa masuk ke line adminnya sampai akhirnya aku bisa bikin janji
dengan Dokter Kun meskipun weekday. Krim yang diberikan beliau seperti krim
dokter kulit pada umumnya yakni krim siang, malam, dan sunblock which is not
really works on me. Karena untuk kulit super oily kayak aku, krimnya terlalu
greasy dan membuat kulit kusam aku gak lebih baik sama sekali, padahal fungsi
utama krimnya adalah untuk whitening. Tapi… yang paling ajib dari semua produk
Dokter Kun adalah obat minum Roaccuten-nya. Obat minum ini, kalo di aku aku gak
bikin purging yang parah kayak review beberapa orang. Saat mengkonsumsi
Roaccuten, jerawat aku keluar satu persatu. Namun fasenya bergantian, jadi
sebelum jerawat selanjutnya keluar, jerawat sebelumnya sudah mongering dan
begitu terus sampai gak ada lagi jerawat yang keluar. Bekas jerawat aku pun
memudar dalam jangka waktu yang cukup cepat. Berikut adalah foto aku setelah 2
bulan setelahnya.
KONDISI APRIL 2017
Perlu
diketahui bahwa efek samping dari Roaccuten adalah Infertile atau Tidak
subur pada wanita (aku kurang tau apakah berlaku juga pada pria). Maka dari
itu, ketika pertama kali konsultasi Dokter akan bertanya apakah sedang program
hamil atau tidak. Dikarenakan aku cukup puas dengan hasil yang didapatkan
selama dua bulan, meski belum mulus-mulus banget dan masih ada beberapa
jerawat, aku memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi Roaccuten. Aku ngerasa gak
adil aja sama Rahim aku kalau sampai kena efek buruk karena aku mencoba mengobati
masalah yang ada pada wajah aku. It’s not even worth it karena bagi aku the
most important part of woman being adalah rahimnya. Meskipun banyak anggapan bahwa
Roaccuten tidak seburuk itu kalau dikonsumsi dengan dosis yang pas but STILL
there’s a risk.
Dan Kini
Aku mencoba
menyayangi tubuh aku dan mencoba berdamai dengan segala masalah yang ada.
Disini aku mengubah cara pandang aku yang selama ini “berperang” dengan jerawat
dan kulit kusam menjadi “berdamai” dengan keduanya. Aku mencoba berpikir
kembali bahwa selama ini jerawat aku yang tidak berujung merupakan hasil
detoksifikasi residu krim-krim dokter yang tertinggal di kulit aku. Selama ini
aku gak benar-benar tau ingredients krim yang aku gunakan karena pada umumnya
packaging krim polos. Dari sinilah aku mulai research mengenai jenis kulit aku
serta kandungan apa yang paling gak cocok dan/ cocok di kulit aku. Setelah
melakukan research, aku jadi sangat selektif akan produk yang aku gunakan.
Kini,
perawatan kulit aku dititik beratkan hanya pada masker dan cleansing saja. Jenis
masker yang aku gunakan beragam yang penting parabean and fragnance free. Aku
gak pakai krim pagi dan malam seperti dulu, dan hasilnya jauh lebih memuaskan
karena aku merasa kulit aku nyaman dengan kondisi yang sekarang. Meski kulit
aku gak seputih dulu, aku bisa merasakan bahwa mereka lebih bahagia. You might
think that I’m crazy but this how I really feel right now. I’ve such a
connection towards my skin and it’s bonded well. Berikut adalah kondisi kulit aku saat ini.
KONDISI JULY 2017
For all of you yang punya masalah sama kayak
aku, kalian harus coba memahami dan “berdamai” dengan kulit kalian. Trust me, it’s
really worth it. Aku gak pernah ngerasa se-percaya diri ini sebelumnya padahal
kondisi kulit aku masih punya banyak kekurangan. But is that how sincere love
works, isn’t it? Well that’s it! Semoga
tulisan ini membantu. Tulisan selanjutnya adalah mengenai “My Skin Care Routine”.
Please looking forward on it :) See ya!